Welcome to my blog andreekeren.blogspot.com

Minggu, 12 April 2015

Hukum Mengerjakan puasa Syawal


puasa syawalSetelah bulan Ramadhan berlalu, apa yang anda lakukan? Sudah tidak ada lagi kewajiban puasa. Namun tetap ada kok anjuran untuk berpuasa Syawal selama enam hari untuk mendapatkan keutamaan penuh. Namun ada baiknya puasa syawal dilakukan setelah puasa Ramadhan anda penuh, alias sudah diganti yang bolong jika ada. Banyak orang dewasa ini salah dalam menyikapi puasa sunnah setelah Ramadhan ini. Sebagian wanita sebagai pihak yang selalu ada bolong puasa Ramadhan dikarenakan kodratnya terkadang lebih bersemangat menyelesaikan puasa syawal selama enam hari daripada menunaikan utang puasa mereka. Puasa untuk meng-qadha’ puasa Ramadhan adalah dzimmah (kewajiban), sedangkan puasa Syawal adalah amalan sunnah. Lantas bagaimana cara menyikapinya?

Dalam Islam, yang wajib harus lebih didahulukan daripada yang sunnah. Jika ada dua kewajiban, maka yang paling berat wajibnya yang didahulukan. Dalam hal puasa setelah bulan Ramadhan, seharusnya yang dilakukan adalah meng-qadha’ puasa Ramadhan terlebih dahulu daripada puasa sunnah bulan syawal. Jika kita mendahulukan puasa Syawal yang enam hari itu, selain tidak tepat dan rawan lupa, puasa Syawal sebelum qadha’ puasa Ramadhan membuat seseorang tidak mendapatkan keutamaan puasa 6 hari di bulan Syawal seperti yang disebutkan dalam hadits berikut, yang artinya:
Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh” HR. Muslim no. 1164

Hadits tersebut diartikan oleh para ulama bahwa untuk mendapatkan keutamaan puasa setahun penuh, puasa Ramadhan harus dirampungkan secara sempurna, baru kemudian diikuti puasa enam hari di bulan syawal. Selain itu qadha’ puasa Ramadhan berkaitan dengan dzimmah, sedangkan puasa Syawal tidak ada dzimmah di dalamnya dan orang tidak mengetahui apakah masih ada waktu untuk menjalankan puasa tersebut setelah puasa Syawal. Bisa saja sebelum qadha’ dia sudah dipanggil oleh Allah alias meninggal dunia, maka ia meninggal dalam keadaan memiliki tanggungan puasa Ramadhan. Mengingat hal ini, maka lebih baik mendahulukan yang wajib daripada yang sunnah, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits qudsi berikut ini yang artinya:
Tidaklah hambaku mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan wajib hingga aku mencintainya” HR. Bukhari No. 6502

Dalam kesempatan lain, Sa’id bin Al Musayyib berkata mengenai puasa sepuluh hari di bulan Dzulhijjah, yang artinya:
Tidaklah layak melakukkannya sampai memulainya terlebih dahulu dengan mengqodho’ puasa Ramadhan.” HR. Bukhari

Demikian adalah hukum mendahulukan puasa Syawal daripada qadha’ puasa Ramadhan. Semoga artikel ini bermanfaat untuk anda supaya mengetahui apa yang harus dilakukan setelah Ramadhan berlalu.

0 komentar: