Pembicaraan ilmu kalam pada awalnya
hanyalah mengenai perdebatan dan diskusi sederhana untuk mempertajam
pemahaman sebuah permasalahan ditinjau dari sudut pandang agama Islam.
Namun dalam perkembangannya, perdebatan dan diskusi tersebut membentuk
berbagai kelompok yang mendukung dan menolak sehingga menimbulkan
polemik yang berkepanjangan dan muncul berbagai paham atau aliran dalam
Islam.
Lalu,
apakah pengertian ilmu kalam? Secara harfiah, kata ‘kalam’ berarti
pembicaraan. Namun secara istilah, kalam tidak sama artinya dengan
pembicaraan dalam pengertian sehari-hari, melainkan pembicaraan yang
bernalar dengan menggunakan logika. Hal ini menjadi ciri utama ilmu
kalam, yaitu rasionalitas atau logika.
Dari
penjelasan di atas, kita dapatkan definisi ilmu kalam yaitu ilmu yang
membicarakan tentang wujud Allah, sifat-sifat yang wajib ada pada-Nya,
sifat-sifat yang mustahil bagi-Nya, dan sifat-sifat yang mungkin ada
pada-Nya. Ilmu ini juga membicarakan tentang rasul-rasul Allah dan cara
menetapkan kerasulannya, serta mengetahui sifat-sifat yang wajib ada
pada mereka, dan sifat-sifat yang tidak mungkin ada pada mereka.
Arti Ilmu Kalam Menurut Ibnu Khaldun
Menurut
Ibnu Khaldun, ilmu kalam adalah ilmu yang memuat beberapa alasan untuk
mempertahankan keimanan agama Islam dengan menggunakan dalil-dalil aqli
(pikiran), serta memuat pula bantahan terhadap orang yang mengingkarinya
dan berbeda pandangan dengan pemahaman salaf dan ahli sunah.
Ilmu
kalam disebut juga ilmu tauhid karena pokok pembahasannya
dititikberatkan kepada keesaan Allah, baik Zat-Nya maupun perbuatan-Nya.
Selain itu, ilmu kalam disebut juga ilmu ushuluddin karena pokok
bahasannya meliputi persoalan-persoalan mendasar di dalam agama. Ada
juga yang menyebut ilmu kalam sebagai ilmu aqidah karena banyak
membicarakan persoalan-persoalan kepercayaan (aqidah) dan dasar-dasar
ajaran agama.
Ahli ilmu kalam disebut
mutakallimin. Golongan ini dianggap sebagai kelompok tersendiri yang
menggunakan akal pikiran dalam memahami nash-nash agama untuk
mempertahankan keyakinannya. Mereka berbeda dengan golongan Hambali
(dalam pengajaran fiqih) yang berpegangan teguh pada keyakinan orang
salaf. Mutakallimin juga berbeda dengan kelompok tasawuf yang
mendasarkan pengetahuannya kepada pengalaman batin dan renungan (kasyf).
Semoga informasi ini bisa menambah wawasan Anda dalam mempelajari agama Islam.Referensi:
www.media.isnet.org/islam/Paramadina/Doktrin/Kalam1.html
www.jadilah.com/2011/11/hubungan-ilmu-kalam-tasawuf-dan.html
0 komentar:
Posting Komentar